KunciIlmu Asma' Kun Fayakun bukan berbentuk mantra atau penggalan doa akan tetapi mendayagunakan kharomah dari ayat suci AlQur'an Surah Ali Imran, Ayat 59. Kunci Ilmu Asma' Kun Fayakun akan bisa anda kuasai dengan cara menghafalkan ayatnya yaitu sebagai berikut: " Inna matsala 'iisa 'indallahi 25 kamatsali aadama khalaqahu min turaabin tsumma
Ilustrasi walyatalattaf. Foto Unsplash. Dalam Alquran terdapat lafal walyatalattaff yang terletak di Surat Al Kahfi ayat 19. Lafal Walyatalattaf artinya hendaklah bersikap lemah Ainun Nadjib dalam buku Hidup itu Harus Pintar Ngegas menjelaskan, pada lafal walyatalattaf ada unsur kata dasar Latif yang juga memiliki arti lemah lembut. Itu merupakan sebuah karakter yang harus dimiliki oleh umat Muslim. Sikap ini bisa dibuktikan dengan tindakan dan perkataan dalam kehidupan adalah hal yang paling sederhana dalam mewujudkan sikap lemah lembut. Namun, jika tidak bisa menahan keras dan tajamnya lidah, Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk beristighfar sebanyak-banyaknya. Sebagaimana hadits yang dikutip dari buku Belajar dari Akhlaq Ustadz Salafi oleh Abduh Zulfidar Akaha, diriwayatkan salah seorang sahabat yang bernama Hudzaifah datang kepada Rasulullah dan berkata kepada beliau “Wahai Rasulullah, lidahku agak tajam terhadap keluargaku, aku khawatir bila hal itu akan menyebabkanku masuk neraka.”Kemudian Rasulullah bersabda, “Mengapa engkau tidak beristighfar? Karena sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah tiap hari seratus kali.” HR. Muslim dan Abu DawudAnjuran untuk bersikap lemah lembut kepada sesama juga ditegaskan dalam surat Al Imran ayat 159, yang berbunyiفَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَArtinya Maka berkat rahmat Allah engkau Muhammad berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang lafal walyatalattaf dalam surat Al Kahfi memiliki fakta menarik yang perlu diketahui umat Muslim. Apa saja?Fakta tentang Lafal Walyatalattaf dalam Surat Al Kahfi Ayat 19Ilustrasi fakta tentang lafal walyatalattaf. Foto Adstock. Beberapa ulama menyebut lafal Walyatalattaf menjadi titik tengah Alquran. Abah Salma Alif Sampayya dalam buku Keseimbangan Matematika dalam AI Al Aquran menjelaskan, pendapat tersebut berdasarkan hitungan Al Hajjaj bin Yusuf At Thaqafi. Ia merupakan seorang Gubernur Irak pada zaman Khalifah Hajja menemukan bahwa jumlah seluruh huruf Alquran adalah Sehingga titik tengahnya jatuh pada huruf Ta dalam lafal walyatalattaf di Surat Al Kahfi ayat tersebut didukung dengan lafal walyatalattaf dicetak tebal dan diberi warna merah pada cetakan Alquran lama. Kadar M. Yusuf dalam buku Studi Alquran menjelaskan, alasan dasar mengapa lafal walyatalattaf diberi warna merah yaitu untuk membedakannya dengan lafal lainnya. Karena walyatalattaf merupakan lafal nifsu atau pertengahan Alquran.
MaulidHabsyi SIMTHUD-DURAR Bismillâhir-rahmânir-rahîm Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Mâ lâha fil-ufqi nûru kaukab Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Al
Jakarta - Kun fayakun tercantum dalam Al-Quran surat Yasin ayat 82. Kalimat ini mengandung arti dan makna yang mendalam karena menggambarkan segala sesuatu yang dikehendaki Allah SWT akan dengan mudah kalimat kun fayakun, Allah SWT menegaskan kekuasaannya tak bisa tertandingi. Sebagaimana tercatat dalam surat Yasin ayat 82, Allah SWT berfirmanإِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ Arab-Latin Innamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụnArtinya Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah!" maka terjadilah Kebesaran Allah SWTKun fayakun menggambarkan segala suatu yang memang sudah dikehendaki oleh Allah SWT maka akan benar-benar terjadi tanpa terkecuali. Bukti mengenai kekuasaan Allah SWT meliputi segala hal yang berada di alam SWT berfirman dalam surat Al Imran ayat 190إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِBacaan latin Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albābArtinya "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal,"Kemudian dalam surat Ar-Rad ayat 2 juga menjelaskan tentang kebesaran Allah ٱلَّذِى رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُم بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَArab-Latin Allāhullażī rafa'as-samāwāti bigairi 'amadin taraunahā ṡummastawā 'alal-'arsyi wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar, kulluy yajrī li`ajalim musammā, yudabbirul-amra yufaṣṣilul-āyāti la'allakum biliqā`i rabbikum tụqinụnArtinya "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuanmu dengan Tuhanmu."Dikutip dari buku Manusia Mengeluh oleh Agoes Noer Che, Al-Quran Menjawab ayat dengan arti kun fayakun di dalamnya ini ingin menjelaskan kehendak Allah SWT. Ayat juga ingin menjelaskan cara Allah SWT mewujudkan sesuatu yang dikehendaki Allah SWT apabila ingin diwujudkan cukup berkata kun fayakun. Artinya, Allah SWT tidak membutuhkan sesuatu yang lain kecuali zatNya SWT tidak membutuhkan apa pun untuk mewujudkan kehendak-Nya, kecuali kehendak-Nya sendiri. Kehendak Allah SWT dapat diwujudkan hanya dengan mengatakan kun, tanpa ada jeda atau selisih Allah SWT dengan mengucapkan kun fayakun ini berlaku untuk segala hal, termasuk untuk anugerah atau bahkan musibah. Allah SWT dapat menciptakan sesuatu yang tak terhitung Kun Fayakun lainnya adalah ingin mengingatkan manusia supaya jangan terlalu sombong. Allah SWT memiliki kuasa atas apapun, termasuk membuat kenyataan untuk hal yang mustahil menurut manusia. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] dvs/lus
Karenanya sudah sepantasnya dalam mencari apapun di dunia ini, kita tetap dalam rambu-rambu supaya hidayah itu tidak hilang. Misal, ketika mencari uang untuk nafkah keluarga, kita sibuk dengan berkuah peluh bermandi keringat mencarinya, tapi tetap berupaya dengan sekuat tenaga agar dalam mencari uang ini hidayah sebagai sebuah barang berharga tidak
De forma resumida, pode-se dizer que todo romance é criado a partir de dois elementos a história narrada e a linguagem com que se narra. As obras de ficção costumam geralmente priorizar uma à outra, ou, melhor, dar mais foco em uma do que a outra. Grande parte dos livros que vemos publicados anualmente, aqui e lá fora, colocam a história em primeiro plano, fazendo da linguagem um instrumento a serviço dela. Mas, especialmente em solo nacional, há uma corrente forte que inverte essa relação, colocando a história a serviço da linguagem e criando uma prosa que, por falta de outro nome, é categorizada como “prosa poética” termo desgastado que não representa tudo o que nele acaba se englobando. São romances de linguagem, em que a experimentação com a palavra escrita e com a palavra falada se imbuem na história narrada e fazem dela o solo de onde crescem. Como exemplos clássicos, temos Guimarães Rosa com seu Grande Sertão Veredas, Raduan Nassar com Lavoura Arcaica, ou Um Copo de Cólera, e, como exemplo recente e objeto desta resenha, o recém-lançado No Fundo do Oceano, os Animais Invisíveis, de Anita Deak. Capa do livro Editora Reformatório Lançado pela Editora Reformatório no final do ano passado, esse segundo romance de Deak autora, também, de Mate-me Quando Quiser, Gutenberg Editora, 2014 é um romance de formação, contando a história de Pedro Naves e a trajetória que o leva ao movimento de resistência à ditadura que culminou na guerrilha do Araguaia, entre 1972 e 1975. Como diz a autora no epílogo à história O personagem Pedro Naves não foi inspirado em nenhum dos guerrilheiros, mas é uma homenagem a todos eles e aos camponeses que se juntaram à guerrilha. A história de Pedro começa na fictícia cidade de Ordem e Progresso, cidade pequena e rural onde a agropecuária e as terras indígenas estão em conflito constante. Filho de um influente dono de terras e gado da região, Pedro cresce sob a sombra imensa dos homens de sua família, todos eles emulando a imagem estereotípica do Macho, o homem que faz do mundo o punhado de terra que amassa em suas mãos, controlando tudo e todos ao seu redor, desde as mulheres com quem deita às matas que desbrava em busca de comida e riquezas. Apesar dos esforços do pai em socar na cabeça de Pedro uma ordem do mundo onde ou se domina ou se é dominado, ele encontra na palavra especialmente na poesia um caminho alternativo para trilhar. Também somos paridos por meio da frase, da palavra que se fala e da que se cala, da palavra que se manda calar, do significado a impor limite à pele sintática até que se possa reduzir alguém a uma definição confortável. Para quem? Nasci-morri mil vezes nas palavras dos outros. Matei-pari tantos outros da mesma forma. Esse caminho o leva para longe da família e para uma cidade maior, onde se dedica aos estudos e conhece Sara, com quem logo se afeiçoa. Seu Altino, pai de Sara, é dono de uma biblioteca imensa, composta, também, por livros que viriam a ser proibidos pela ditadura. É nas palavras de Marx e Mao que Pedro passa a enxergar o outro lado do mundo de dominação que seu pai tanto falava e, graças a Sara e Seu Altino, passa a atuar nos movimentos de resistência pelo resto de sua vida, começando nos movimentos sindicais, atuando na espionagem urbana e, por fim, no Araguaia, onde retorna à natureza que conheceu na infância, desta vez lutando ao lado dos dominados, e não dos dominantes. A autora, Anita Deak. Esse retorno é um bom ponto para comentar outro aspecto do romance de Deak sua não-linearidade. Apesar de existir essa linha de progressão temporal na história de Pedro, a narração, desde o princípio, mistura passado com futuro, intrometendo um no outro, por vezes no mesmo parágrafo, às vezes na mesma frase. O futuro irrompe na infância como prenúncio da tragédia, e o passado retorna ao futuro como lembrança de uma inocência nos momentos mais tenebrosos da vida de Pedro. Isso, porém, é feito de forma orgânica à narrativa, e cria uma gostosa sensação de inevitabilidade e de encontro entre as diferentes versões de Pedro Naves, reforçando o aspecto de formação do romance. Aspecto, este, também evidenciado na linguagem. Queria narrar esta história pelo fio de quem fui ao longo, aos cinco anos, aos dez, aos trinta, assim teria inventado as pessoas antes de conhecê-las para inventá-las mais uma vez depois … A paixão de Pedro pela palavra é o que o leva para longe de casa, mas, também, é o que usa para narrar sua casa. Em Ordem e Progresso, durante suas excursões para dentro da mata, seja como fuga, seja como passeio, a linguagem usada pelo narrador para narrar as árvores, o rio, os frutos, as aves e os animais se aproxima da poesia, como versos unidos dentro do parágrafo. Porém, ao se mudar para a cidade e conhecer os escritos revolucionários, sua escrita muda, abandonando os tons poéticos em detrimento de retratar uma realidade muito mais bruta e avessa a qualquer romantização. Os únicos momentos em que retorna a esse tom poético é quando retorna à máquina de escrever e escreve para si, e não para narrar. E, quando a guerrilha o leva de volta à natureza, há uma soma desses dois tipos de narração, criando uma síntese entre a poesia e a realidade fria que extrapola o resultado esperado, vertendo para caminhos em terceira pessoa e de relatórios datilografados ou escritos à mão, traduzindo sua experiência de confusão, horror e esperança no movimento revolucionário. Três da manhã, o urutau bate as asas em minha aorta, não há onde nem quando se é passagem, a ave passa por, passa para, passa de, passa com, passa entre, passa até, não cabe à narrativa as preposições exatas, a ave bate desde e me pergunto se estarei quando formos eu e ela igarapé para os espíritos que passam. Esse segundo romance de Anita Deak é um prato cheio para os leitores mais atentos, escondendo significados e propondo diversas interpretações para os mesmos trechos. Apesar da leitura fluida que convida o leitor a não abandonar suas páginas antes de chegar ao fim, ganha-se muito ao caminhar com calma pelas veredas de No Fundo do Oceano, os Animais Invisíveis e apreciar a escrita da autora em todas as suas formas, frases e versos. Comprando o livro através deste link, você ajuda o Porco Espinho Livro No Fundo do Oceano, os Animais Invisíveis Autora Anita Deak Editora Reformatório Ano 2020 Páginas 191 Leia Mais
4 Apr. Doa Untuk Anak Suami Dan Keluarga. Doa untuk suami dan anak tercinta perlu diamalkan para istri agar keluarganya mendapat curahan rahmat dari allah. Doa ketika ingin berjimak bersama isteri ya allah, ya tuhanku, hindarilah aku daripada syaitan dan jauhkanlah syaitan itu daripada apa yang engkau rezekikan kepada.
Tiada Tuhan di alam semesta ini yang paling berkuasa selain Allah SWT. Dialah yang menciptakan dan mengatur jagat raya. Sama sekali tak sulit bagi-Nya untuk melakukan hal tersebut. Itulah mengapa dia dijuluki sebagai bahasa Indonesia, Al-Muqtadir berarti 'Maha Berkuasa dan Maha Menentukan'. Apabila Ia mengatakan "Kun!", maka fayakun-lah sesuatu. Namun, sebenarnya apa arti kun fayakun, ya?Untuk menemukan jawabannya, berikut IDN Times sajikan informasinya untukmu. Baca sampai habis, yuk!1. Apa maksud dari kun fayakun?ilustrasi Al-Qur'an dan tasbih MEZAHDIAKalimat kun fayakun beberapa kali disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an, salah satunya terdapat pada Surat Yasin ayat 82. Allah SWT berfirman, Innamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn. Kalau kita lihat terjemahan dari ayat tersebut, kata kun berarti 'jadilah', sedangkan fayakun artinya 'Maka, jadilah ia'. Dalam hal ini, maksud dari kun fayakun adalah "'Jadilah!', maka terjadilah ia."Namun, kun fayakun memiliki arti yang lebih dalam daripada itu. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sama sekali yang sulit bagi Allah di jagat raya ini. Baca Juga Arti Subhanallah dan Masyaallah, Ketahui Perbedaan hingga Manfaatnya 2. Allah SWT Maha Berkuasa atas segala sesuatuilustrasi berdoa Yasin ayat 82 menjadi penegas bahwa sungguh Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala hal, tanpa terkecuali, sangat mudah baginya, mulai dari menghidupkan kembali manusia hingga menciptakan langit beserta isinya. "Katakanlah, 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.' ... Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui." QS. Yasin, [36]79 dan 81. Bukan hanya menunjukkan kekuasaan Allah atas segala sesuatu, juga terdapat faedah lain dari kalimat kun fayakun. Dilansir Rumaysho, beberapa di antaranya bahwa Allah Maha Menciptakan segala sesuatu; apa pun yang telah dikehendaki Allah untuk terjadi, maka tiada siapa pun yang mampu menghalangi hal tersebut untuk terjadi; dan segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan pengaturan Allah SWT. Apabila mengatur jagat raya saja adalah hal yang enteng, sudah barang tentu masalah kecil yang kita alami sehari-hari sangat mudah bagi-Nya untuk diselesaikan. Begitu pula dengan harapan-harapan yang kita anggap mustahil. Bagi Allah, semua itu tidaklah karena itu, mari semakin meningkat keyakinan dan kepercayaan kepada Allah SWT. Hilangkan semua ragu dan prasangka detik ini, yuk, jadi hamba yang full percaya dan hanya bergantung kepada Allah SWT. Serahkan segala urusan kepada-Nya. Insyaallah, semuanya akan berjalan Ayat Al-Qur'an lain yang mengandung kalimat kun fayakunilustrasi Al-Qur'an Darmel Selain pada Surah Yasin ayat 82, kalimat kun fayakun juga disebut dalam surah-surah Al-Qur'an lainnya, sepertiSurah Al-Baqarah ayat 117Badī'us-samāwāti wal-arḍ, wa iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụnArtinya "Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukuplah Dia hanya mengatakan kepadanya, 'Jadilah!' Lalu jadilah ia."Surah Ali 'Imran ayat 47Qālat rabbi annā yakụnu lī waladuw wa lam yamsasnī basyar, qāla każālikillāhu yakhluqu mā yasyā`, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụnArtinya "Maryam berkata, 'Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.' Allah berfirman dengan perantaraan Jibril, 'Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, 'Jadilah,' lalu jadilah dia.'"Surah Ali 'Imran ayat 59Inna maṡala īsā indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụnArtinya "Sesungguhnya misal penciptaan Isa di sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, 'Jadilah seorang manusia', maka jadilah dia."Surah Al-An'am ayat 73Wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, wa yauma yaqụlu kun fa yakụn, qauluhul-ḥaqq, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣụr, ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīrArtinya "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan, 'Jadilah, lalu terjadilah,' dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui."Surah Maryam ayat 35Mā kāna lillāhi ay yattakhiża miw waladin sub-ḥānah, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụnArtinya "Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah,' maka jadilah ia."Surah Al-Mu'min ayat 68Huwallażī yuḥyī wa yumīt, fa iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụnArtinya "Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya 'Jadilah,' maka jadilah ia."Jadi, arti kun fayakun adalah "'Jadilah!', maka jadilah ia". Dari kalimat tersebut pula, kita bisa paham bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita hilangkan ragu kepada Zat Pencipta alam semesta ini. Baca Juga Tabarakallah Artinya Apa? Ini Pengertian dan Cara Penggunaannya
audzubillahiminasyaitonnirojim, bismillahhiroh manirohiim, alif lam mim,alif lam ro, alif lam mim, laahaulawalaquwatta illa billah, wala yauduhu hifdzuhuma wahuwal alliyul adhiim, allohuma kun fayakun, yaa zohir yaa bathin, yaa sami’, yaa bashier, allohuma shali ala saidina muhammadin adadamaa fiilmihi sholatan daa imatan bidawaami mulkilloh.
- Arti Kun Fayakun adalah perkataan Allah SWT dalam menciptakan apa saja yang Ia inginkan dan Kun Fayakun merupakan penggalan kata yang terdapat di dalam Surat Yasin ayat 82. Makna Kun Fayakun juga terdapat di dalam Surat Yasin ayat 82. Berikut ini tersaji bacaan surat yasin, baik Surat Yasin dengan tulisan arab maupun dengan tulisan latin. Selain itu, bacaan Surat Yasin ini juga disertai dengan artinya. Bacaan Surat Yasin Arab بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يٰسۤ ۚ وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ' تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ . وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Bacaan surah yasin dalam tulisan latin. 1. Yaa Siiiiin 2. Wal quraanil hakiim 3. Innaka laminal mursaliin 4. A laa shirootim Mustaqiiim 5. Tann zii lal aziizir Rohiiim 6. Litunnziro qow mam maaaa unn dziro aa baaaa uhum fahum ghoofiluuun 7. La qod haqqol qawlu alaa aktsarihim fahum laa yukminuun 8. Inna ja’ alnaa fiii a’naaqihim aghlaalann fahiya ilaladzqooni fahum muqmahuuun
. 41 62 422 273 170 355 208 268
arti innaka walyatalatof kun fayakun